DISFUNGSI PERAN KELUARGA BAGI GENERASI Z
Abstract
Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan kehidupan anak baik dari aspek fisik ataupun psikis, yang mana untuk keselasarasan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Generasi ini merupakan generasi yang sedini mungkin akrab dengan teknologi dan internet. Generasi Z sering disebut sebagai generasi digital yang tumbuh dan berkembang dengan mengandalkan teknologi dan berbagai perangkat teknologi. Pada usia ini, Generasi Z tergolong remaja yang mengalami perubahan pesat secara fisik, emosional, sosial, moral, dan intelektual. Munculnya generasi Z juga menjadikan tantangan baru dalam pola praktik pengasuhan keluarga.
Praktik pengasuhan dalam keluarga memiliki pengaruh yang besar terhadap anak, seperti dalam hal kesehatan mental, kesejahteraan anak, harga diri yang positif, kepuasan hidup, kebahagiaan dan perkembangan moral. Oleh karena itu, keluarga hendaknya selalu bisa di sisi anaknya, serta bisa menjadi satu-satunya tempat untuk anak berbagi segalanya. Nyatanya berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada anak generasi Z menunjukkan adanya disfungsi peran dan fungsi keluarga. Disfungsi ini menurut Robert K Merton adalah keadaan dimana suatu sruktur atau elemen tidak berfungsi sebagaimana semestinya. Dalam disfungsi keluarga berarti adanya ketidaksesuaian peran dalam keluarga sehingga terjadinya ketidakseimbangan dalam keluarga. Bentuk disfungsi tersebut yaitu, tidak ada ikatan emosional yang kuat dalam keluarga, komunikasi dan interaksi yang tidak efektif dalam keluarga, orangtua yang sibuk bekerja, pola asuh yang tidak sesuai. Hal tersebut memberikan dampak yaitu, anak tidak nyaman didalam rumah, proses sosialisasi nilai dan norma tidak efektif, dan kenakalan remaja.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.20961/jodasc.v5i2.61586
Refbacks
- There are currently no refbacks.