KORELASI ANTARA TINGKAT STIGMA DAN UPAYA NORMALISASI STIGMA OLEH OKNUM PEMUKA AGAMA YANG MENJADI PELAKU KEKERASAN SEKSUAL

Nuril Endi Rahman, Mohtar Mas'od, Muhad Fatoni

Abstract

Abstract

This study aims to examine the correlation between the level of stigma and efforts to normalize stigma by religious leaders who become perpetrators of sexual violence. The rise of sexual violence cases that has been difficult to reveal, because the perpetrators use the “mask religion” so as to trick the wider community. The object of this research is the phenomenon of sexual violence commited by unscrupulous religious leaders. This research uses a quantitative approach of cross-sectional survey type, which uses bivariate analysis. The study respondents totalled 100 people, who live arround religious areas such as Islamic boarding schools, mosques, churches, monasteries, and other religious environments. Based on the Pearson correlation test, the result is 0.001, which means that there is a significant correlation between the high level of stigma given by the community to individual religious leaders who become perpetrators of sexual violence that the high level of stigma also reduces the successful normalization efforts carried out by the perpetrators. The perpetrators of sexual violence failed to use “religious masks”, so they still received a negative stigma and this stigma was a form of social sanction against the perpetrators. Efforts to normalize stigma were not successful, as well as a form of negation of the attitude of victim blaming, namely blaming the victim, as has happened in many cases. Thus sexual violence perpetrated by evil religious leaders is a form of moral degradation.

 

Keywords: Sexual violence, Stigma, Stigma normalization, Moral degradation

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji korelasi tingkat stigma dan upaya normalisasi stigma, oleh oknum pemuka agama yang menjadi pelaku kekerasan seksual. Maraknya kasus-kasus kekerasan seksual yang selama ini sulit terungkap, karena pelakunya menggunakan “topeng agama” sehingga mengelabui masyarakat luas. Objek penelitian ini ialah fenomena kekerasan seksual yang dilakukan oleh oknum pemuka agama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif jenis survei cross-sectional, yang menggunakan analisis bivariat. Responden penelitian berjumlah 100 orang, merupakan masyarakat yang tinggal disekitar lingkungan keagamaan seperti pesantren, masjid, gereja, vihara dan lingkungan keagamaan lainnya. Berdasarkan uji korelasi pearson didapatkan hasil 0.001, yang artinya terdapat korelasi signifikan antara tingkat stigma yang tinggi diberikan oleh masyarakat terhadap oknum pemuka agama yang menjadi pelaku kekerasan seksual, sehingga dengan tingkat stigma yang tinggi tersebut juga menurunkan upaya keberhasilan normalisasi yang dilakukan oleh pelaku. Pelaku kekerasan seksual tidak berhasil menggunakan “topeng agama” sehingga, tetap mendapatkan stigma negatif dan stigma tersebut merupakan bentuk sanksi sosial terhadap pelaku. Upaya normalisasi stigma yang tidak berhasil, juga sebagai wujud negasi (pengingkaran) terhadap sikap victim blaming yakni menyalahkan pihak korban seperti yang selama ini terjadi pada banyak kasus. Dengan demikian kekerasan seksual yang dilakukan oleh oknum pemuka agama, merupakan wujud degradasi moral.

 

Kata Kunci: Kekerasan seksual, Stigma, Normalisasi stigma, Degradasi moral

References

Alim, ChelseAmand. 2014. “Normalisasi StigmaAgnes Monica Melalui AkunInstagram(@agnezmo).” Jurnale--‐Komunikasi 2:1–10.

Anon. 1997. “Stigma Goffman.” Bmj 314(7093):1559.

Aryana, I. Wayan Putu Sucana. 2022. “Tinjauan Relasi Kuasa Pada Kekerasan Seksual Dalam Hubungan Personal.” Jurnal Yustitia 16(1):37–44. doi: 10.62279/yustitia.v16i1.898.

Bolino, M. C., Kacmar, M. K., Turnley, W. H., & Gilstrap, B. J. 2008. “A Multilevel Review Of Normalisasi StigmaMotives And Behaviors.” Journal of Management.

Burston, Adam, Jesse S. G. Wozniak, Jacqueline Roebuck Sakho, and Norman Conti. 2021. “‘The Blackness That Incriminated Me’: Stigma and Normalization in Brothers and Keepers.” Kalfou 7(2). doi: 10.15367/kf.v7i2.333.

Cindy Aprilia, Dede, Abdul Mu, Uin H. Syarif Hidayatullah Jl Ir Juanda, and Tangerang Selatan. 2022. “Kekerasan Seksual Di Lingkungan Pesantren.” Journal on Education 05(01):662–75.

Erni, Erni, and Muhamad Alim Ka’batul Asror. 2022. “Degradasi Moral Di Kalangan Pemuka Agama.” Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora 13(2):237. doi: 10.26418/j-psh.v13i2.54004.

Fajri, Ahmad Rifqi, Putriku Salmaku, Saskia Putri Isnaini, and Hani Amalia Wahid. 2023. “Pandangan Agama Terhadap Kekerasan Seksual Yang Dilakukan Oleh Pemuka Agama.” 1–18. doi: 10.11111/nusantara.xxxxxxx.

Fitri Pebriaisyah, Bz., Wilodati Wilodati, and Siti Komariah. 2022. “Kekerasan Seksual Di Lembaga Pendidikan Keagamaan: Relasi Kuasa Kyai Terhadap Santri Perempuan Di Pesantren.” Sosietas 12(1):1–14. doi: 10.17509/sosietas.v12i1.48063.

Fujiati, Danik. 2016. “Seksualitas Perempuan Dalam Budaya Patriarkhi.” Jurnal Muwazah 8(1):26–47.

Harbet, Parlin. 2018. “Pengelolaan Normalisasi StigmaDan Implementasi Perilaku Feminim Make-Up Artist Pria.” Jurnal Media Kom Vol.VIII,:58–63.

Harnowo, E. F. D., E. K. Purwendah, and ... 2023. “Diskriminasi Terhadap Perempuan Korban Kekerasan Seksual Di Kabupaten Banyumas Dalam Prespektif Religiusitas.” YINYANG: Jurnal Studi Islam, Gender, Dan Anak 18(2):283–304. doi: 10.24090/yinyang.v18i2.

Indainanto, Yofiendi Indah. 2020. “Normalisasi Kekerasan Seksual Wanita Di Media Online.” Jurnal Komunikasi 14(2):105–18. doi: 10.21107/ilkom.v14i2.6806.

Jacobsen, Michael Hviid& Søren Kristiansen. 2015. The Social Thought of Erving Goffman. 1st ed. SAGE Publications, Inc.

Jensen, Tommy, and Johan Sandström. 2015. “Normal Deviants and Erving Goffman: Extending the Literature on Organizational Stigma.” Nordic Journal of Working Life Studies 5(4):125–42. doi: 10.19154/njwls.v5i4.4847.

Kilwouw, Astuti Nurlaila. 2020. “KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP PEREMPUAN DALAM KAJIAN FILSAFAT ISLAM (Studi Pemikiran Feminis-Muslim).” Al-Wardah 13(1):89. doi: 10.46339/al-wardah.v13i1.160.

Pescosolido, Bernice A. 2015. “Of Stigma and Mental Illness.” 273–74.

Quraniati, Nuzul, Praba Dian Rachmawati, Iqlima Dwi Kurnia, Kristiawati, Ilya Krisnana, and Yuni Sufyanti Arief. 2021. “Asuhan Keperawatan Anak Sehat Dan Penyakit Akut.” Mitra Wacana Media 3(1):31–39.

Sosiologi, Jurnal Analisa, Nikodemus Niko, and Alfin Dwi Rahmawan. 2020. “37 Nikodemus Niko, Alfin Dwi Rahmawan.” 137–52.

Suryandari, Nikmah. 2022. “Stigma Pada Suspek COVID-19: Penyebab Dan Solusinya.” Warta ISKI 5(1):1–9. doi: 10.25008/wartaiski.v5i1.144.

Swarjana, I. Ketut. 2022. POPULASI-SAMPEL, TEKNIK SAMPLING, DAN BIAS DALAM PENELITIAN. 1st ed. Jakarta: Andi.

Teori, Analisis, Erving Goffman, and Normalisasi Stigma. 2020. “Upaya Normalisasi Stigma Pada Joko Widodo.” (April).

Widayanti, Fitri. 2020. “Jurnal Sociopolitico Jurnal Sociopolitico.” Jurnal Sociopolitico 2(i):89–99.

Yusri, Ahmand Zaki dan Diyan. 2020. “済無No Title No Title No Title.” Jurnal Ilmu Pendidikan 7(2):809–20.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.