MENCEGAH PERILAKU INTOLERAN MELALUI BUDAYA HASTHALAKU DI SOLO
Abstract
The rise of intolerance behavior encourages various groups to take part in prevention. Solo Bersymphoni also participates in preventing intolerance through a learning model that upholds cultural identity. The cultural identity is contained in a local value called Hasthalaku or eight behaviors developed in the Adipangastuti School learning model. Adipangastuti School itself is a learning model that upholds the Hasthalaku Value in every school program activity with the aim of students becoming more tolerant and having a Hasthalaku cultural identity. The success of the Adipangastuti School program cannot be separated from the existence of social capital that plays a role in program development. Thus, through this study, researchers are interested in knowing how the role of social capital from Solo Bersymphoni in shaping the cultural identity of hasthalaku through the Adipangastuti School program in Solo. The research method in this article uses descriptive qualitative with Miles and Huberman data analysis techniques, and uses triangulation in obtaining data validity. The results of the study indicate that social capital plays a role in the development of Hasthalaku's cultural identity in the Adipangastuti school program so that it can be implemented in various schools in Central Java Province. The social capital in the development of the Adipangastuti School program is seen in the trust that forms the basis for establishing relationships and a sense of belonging to the program, the reciprocity that strengthens cooperation, and the ownership of networks that facilitate the formation of Hasthalaku cultural identity in an effort to prevent intolerance.
Keyword: social capital,hasthalaku, intolerance, Adipangastuti School, Solo Bersimfoni
Abstrak
Maraknya perilaku intoleransi mendorong berbagai kalangan untuk turut melakukan pencegahan. Solo Bersimfoni turut melakukan pencegahan intoleransi melalui sebuah model pembelajaran yang menjujung identitas budaya. Identitas budaya tersebut dimuat dalam sebuah nilai-nilai lokal yang dinamakan sebagai Hasthalaku atau delapan perilaku yang dikembangkan dalam model pembelajaran Sekolah Adipangastuti. Sekolah Adipangastuti sendiri merupakan model pembelajaran yang menjunjung Nilai Hasthalaku pada setiap kegiatan program sekolah dengan tujuan siswa menjadi lebih toleran dan mempunyai identitas budaya hasthalaku. Keberhasilan program Sekolah Adipangastuti tidak terlepas dari adanya modal sosial yang turut berperan dalam pengembangan program. Sehingga, Melalui penelitian ini, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana peran modal sosial dari Solo Bersimfoni dalam membentuk identitas budaya hasthalaku melalui program Sekolah Adipangastuti di Solo. Metode penelitian dalam artikel ini menggunakan kualitatif deskriptif dengan teknik analisis data miles dan huberman, serta menggunakan triangulasi dalam memperoleh keabsahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial menjadi hal yang berperan dalam pengembangan identitas budaya Hasthalaku dalam program sekolah adipangastuti hingga mampu diimplementasikan di berbagai sekolah di Provinsi Jawa Tengah. Modal sosial dalam pengembangan program Sekolah Adipangastuti tersebut terlihat dalam kepercayaan yang menjadi basis dalam menjalin hubungan dan rasa memiliki pada program, resiporisitas yang menguatkan kerjasama, dan kepemilikan jaringan yang mempermudah pembentukan identitas budaya Hasthalaku dalam upaya pencegahan intoleransi.
Kata kunci: modal sosial, hasthalaku, intoleransi, sekolah adipangastuti, solo bersimfoni
Full Text:
PDFReferences
Anonim. 2020. “Serangan Intoleransi Saat Midodareni Lukai 3 Orang.” Cnnindonesia.Com, August 9.
Anonim. 2021. “7 Anak Jadi Tersangka Pengrusakan Makam Kristen Di Solo.” Tirto.Id, July 1.
Atho’illah, Muhammad Ridwan. 2018. “Bentuk Modal Sosial Street Art Ngaco Dalam Mempertahankan Eksistensinya.” Universitas Brawijaya.
Damar, Mujaahidah, Sanggar Kanto, and Anif Fatma Chawa. 2018. “Peran Modal Sosial Dalam Mempertahankan Eksistensi Panti Asuhan.” Jurnal Politico 2(September):164–79.
Fathy, Rusydan. 2019. “Modal Sosial: Konsep, Inklusivitas Dan Pemberdayaan Masyarakat.” Jurnal Pemikiran Sosiologi 6(1):1. doi: 10.22146/jps.v6i1.47463.
Hapsari, Ervina Maya. 2020. “Modal Sosial Penyandang Difabel Paguyupan Gema Nurani Dalam Memenuhi Kebutuhan Hidup Di Kota Kediri.” Universitas Brawijaya.
Margadinata, Santa Luciana Rio, and Dhyah Harjanti. 2017. “Analisis Penerapan Modal Sosial Pada PT. Rajawali Inti Probolinggo.” Agora 5(1):1–6.
Ridwan. 2015. “Problematika Keragaman Kebudayaan Dan Alternatif Pemecahan.” Jurnal Madaniyah 2(Edisi !X):268.
Saheb, Yulius Slamet, and Ahmad Zuber. 2018. “Peranan Modal Sosial Bagi Petani Miskin Untuk Mempertahankan Kelangsungan Hidup Rumah Tangga Di Pedesaan Ngawi (Studi Kasus Di Desa Randusongo Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur).” Jurnal Analisa Sosiologi 2(1). doi: 10.20961/jas.v2i1.17382.
Sidiq, Sti sofro. 2019. Permberdayaan Berbasis Modal Sosial. Pekanbaru: Taman Karya.
Sinaga, Elda Rova. 2018. “PERAN MODAL SOSIAL TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA EKONOMI PRODUKTIF PEKERJA MIGRAN WANITA (PMW) PURNA (STUDI KASUS DI DESA MAJANGTENGAH, KECAMATAN DAMPIT, KABUPATEN MALANG.” Universitas Brawijaya.
Sugiyono. 2020. Metode Penelitian Kualitatif. 3rd ed. edited by sofia yustiyani Suryandri. bandung: Alfabeta.
Wicaksono, R. Bonny. 2021. “FKUB JATENG SEBUT TREN INTOLERANSI SOLORAYA MENINGKAT, INI PEMICUNYA.” Solopos.Com, October 14.
Widyawan, Yosef Galih. 2020. “ANALISIS MODAL SOSIAL: PERAN KEPERCAYAAM, JARINGAN, DAN NORMA TERHADAP INOVASI UMKM BATIK (Studi Tentang Modal Sosial Di UMKM).” Universitas Sanata Dharma.
Zusfani. 2019. “Modal Sosial Pengurus Yayasan Griya Cinta Kasih: Studi Pada Panti Rehabilitas Orang Dengan Gangguan Jiwa Di Jombang.” Universitas Brawijaya.
Refbacks
- There are currently no refbacks.