POPULARITAS DAN KOMODIFIKASI KONTEN TELEVISI DI ERA DIGITAL
Abstract
Television often commodifies content in nowadays’ digital era, especially those related to the personal life of celebrities. In fact, this violates the norms stated in the provisions of P3SPS Chapter 9th article 13th paragraph 2nd regarding Respect for Privacy Rights and has the potential to make audiences ignore social realities that exist in society. This study uses a qualitative descriptive approach which aims to show the commodification of the personal life content of artists on television in the digital era by using the concept of struggle for recognition and institutions from market from meaning. Through literature review by collecting observational data on television and YouTube content with the theme of the artist's personal life, as well as secondary data in the form of online news searches, documents and journals to complement the findings. The results of the study show that the greater the ability of each actor to become a prosumer and reach the popularity, the greater the opportunity to commodify personal content facilitated by the broadcasting industry and other institutions for economic purposes. This can be seen in various television stations which commodify the content of the personal lives of artists by showing wedding processions, 7 monthly processions, and aqiqah with quite high intensity in 2021, as well as other artists' daily activities in infotainment by combining content from the artist's Youtube channel. This phenomenon shifts existing values which makes the KPI institution soften in responding to it.
Keywords: Broadcast Industry, Commodification, Digital, Prosumer
Abstrak
Televisi kerap melakukan komodifikasi konten di era digital saat ini, terlebih yang berkaitan dengan kehidupan pribadi. Padahal, hal ini melanggar norma yang tercantum dalam ketentuan P3SPS Bab 9 pasal 13 ayat 2 mengenai Penghormatan Terhadap Hak Privasi dan berpotensi membuat khalayak mengabaikan realitas sosial yang ada di masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang bertujuan menunjukkan komodifikasi konten kehidupan pribadi artis dalam televisi di era digital dengan menggunakan konsep struggle for recognition dan institusi dari market from meaning. Melalui kajian kepustakaan dengan pengumpulan data observasi konten televisi dan Youtube yang bertema kehidupan pribadi artis, serta data sekunder berupa penelusuran berita daring, dokumen, dan jurnal untuk melengkapi temuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar kemampuan setiap aktor untuk menjadi prosumer dan mendulang popularitas, semakin besar pula peluang untuk mengkomodifikasikan konten pribadi yang difasilitasi oleh industri penyiaran beserta institusi lainnya dengan tujuan ekonomi. Hal ini tampak pada berbagai stasiun televisi yang mengkomodifikasikan konten kehidupan pribadi para artis dengan menayangkan prosesi pernikahan, prosesi 7 bulanan, serta aqiqah dengan intensitas cukup tinggi di tahun 2021, juga aktivitas harian artis lainnya di infotainment dengan menggabungkan konten dari channel Youtube artis. Fenomena ini menggeser nilai yang ada yang membuat melunaknya institusi KPI dalam menyikapinya.
Kata Kunci: Industri Penyiaran, Komodifikasi, Digitali, Prosumer
Full Text:
PDFReferences
Ahmad, Mubarak, Bunyamin Bunyamin, Muhammad Azhar Nawawi, Cahya Adhitya Pratama, and Rizkindo Junior. 2022. “The Struggle for Recognition: A Study of the Existence of the Indonesian Ahmadiyya Community in the Concept of Axel Honneth’s Recognition.” MUHARRIK: Jurnal Dakwah Dan Sosial 5(2):307–20. doi: 10.37680/muharrik.v5i2.1648.
Ariska, Yogi, Syaefudin, and Rosmaniah. 2021. “Komodifikasi ODGJ Pada Kanal Youtube Dalam Perspektif Ekonomi Politik Di Media Baru.” Jurnal Ilmu Komuikasi 8(1):65–76.
Beckert, Jens. 2019. “Markets from Meaning: Quality Uncertainty and the Intersubjective Construction of Value.” Cambridge Journal of Economics (August 2019):285–301. doi: 10.1093/cje/bez035.
Boentoro, Yenty, Sinta Paramita, and Sinta Paramita. 2020. “Komunikasi Pemasaran Viral Marketing (Studi Kasus Kopi Kwang Koan).” Prologia 4(1):141. doi: 10.24912/pr.v4i1.6455.
Castell, M. 2009. Communication Power. New York: Oxford University Press Inc.
Detikhot. 2021. “Pernikahan Rizky Billar-Lesti Tetap Disiarkan Live di TV Meski Penolakan Terdengar” Retrieved August 25, 2022, from https://hot.detik.com/celeb/d-5682316/pernikahan-rizky-billar-lesti-tetap-disiarkan-live-di-tv-meski-penolakan-terdengar.
Egan, Robert. 2021. “‘Provoking Responsibility’: The Struggle for Recognition as an Everyday Cyclist in Dublin City.” Geoforum 127:23–32. doi: 10.1016/j.geoforum.2021.09.012.
Furqon, Mohammad Amir. 2020. “Pengaruh Viral Marketing Dan Turbo Marketing Terhadap Keputusan Pembelian.” Jurnal Inspirasi Bisnis Dan Manajemen 4(1):79. doi: 10.33603/jibm.v4i1.3311.
Halim, S. (2013). Postkomodifikasi Media. Yogyakarta : Jalasutra.
Hanief, Lalita. 2016. “Komodifikasi Kehidupan Pribadi Artis Dalam Tayangan Musik (Kajian Kritis Hiperrealitas Baudrillard).” Metacommunication: Journal of Communication Studies Vol 1, No(1).
Hua, Yiqing, Manoel Horta Ribeiro, Thomas Ristenpart, Robert West, and Mor Naaman. 2022. “Characterizing Alternative Monetization Strategies on YouTube.” Proceedings of the ACM on Human-Computer Interaction 6(CSCW2). doi: 10.1145/3555174.
Ihsan, Alfian, and Arizal Mutahir. 2023. “SEDUCTION DAN SIMULAKRA.” 17–35.
Isnawati, Setya Indah. 2022. “Viral Marketing Sebagai Strategi Pemasaran Melalui Media Sosial.” Manajemen Dan Akuntansi 2(1):2022.
JawaPos. 2021. “KPI Tegur RCTI Usai Siarkan Acara Lamaran Atta-Aurel Secara Maraton.” Retrieved September 26, 2022, from https://www.jawapos.com/entertainment/infotainment/18/03/2021/kpi-tegur-rcti-usai-siarkan-acara-lamaran-atta-aurel-secara-maraton/
Konde.co. 2021. “Aktivis Kritik KPI Yang Memperbolehkan Tayangan Perkawinan Artis di Televisi.” Retrieved from August 7, 2022, from https://www.konde.co/2021/07/aktivis-kritik-kpi-yang-memperbolehkan-tayangan-perkawinan-artis-di-televisi.html/
Kopf, Susanne. 2020. “‘Rewarding Good Creators’: Corporate Social Media Discourse on Monetization Schemes for Content Creators.” Social Media and Society 6(4). doi: 10.1177/2056305120969877.
KPI. 2016. “Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) Dan Standar Program Siaran.”
KPI. 2019. Kualitas Program Siaran TV Periode II Tahun 2019.
Lembaga Indikator Politik Indonesia. 2022. “Rilis Survei Online 20 April 2022: Akses Media Dan Perilaku Digital.” (8).
Lovari, Alessandro, and Chiara Valentini. 2020. “Public Sector Communication and Social Media.” The Handbook of Public Sector Communication 315–28. doi: 10.1002/9781119263203.ch21.
Lukmantoro, Triyono. 2018. “Hoaks Serbuan TKA Dari Tiongkok : Kepanikan Moral Dan Budaya Ketakutan.” Masyarakat Indonesia 44(1):31–46.
Marta, Rustono Farady. 2018. “Perjuangan Multikulturalisme Perhimpunan Indonesia Tionghoa Dalam Perspektif Rekognisi Axel Honneth.” Bricolage : Jurnal Magister Ilmu Komunikasi 4(01):023. doi: 10.30813/bricolage.v4i01.1649.
Muslikhin, Muslikhin, Deddy Mulyana, Dadang Rahmat Hidayat, and Prahastiwi Utari. 2021. “The Commodification, Spatialization and Structuration of Social Media in the Indonesian Cyber Media News.” Media and Communication 9(2):110–18. doi: 10.17645/mac.v9i2.3752.
Nasional tempo. 2014. “RCTI Kena Semprot Tayangkan Ashanty Melahirkan.” Retrieved October 19, 2021, from https://nasional.tempo.co/read/629026/rcti-kena-semprot-tayangkan-ashanty-melahirkan/full&view=ok
Oketechno. 2022. “Fantastis, 10 YouTuber Indonesia dengan Penghasilan Mencapai Rp110 Miliar.” Retrieved September 21, 2022, from https://techno.okezone.com/read/2022/01/20/57/2535260/fantastis-10-youtuber-indonesia-dengan-penghasilan-mencapai-rp110-miliar
Prabowo, Rian Adhivira. 2019. “Politik Rekognisi Axel Honneth: Relevansinya Terhadap Jaminan Kesetaraan Dalam Hukum Di Indonesia.” Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan 4(2):75. doi: 10.14710/jiip.v4i2.5379.
Putri, Syora Alya Eka, and Ricardi S. Adnan. 2022. “The Adaptive Science Communication Model in the Middle of VUCA Era in Indonesia: Study of Startup Kok Bisa.” Informasi 52(1):1–22. doi: 10.21831/informasi.v52i1.42399.
Rustandi, Ridwan. 2019. “Analisis Wacana Kritis Komodifikasi Daí Dalam Program Televisi.” Communicatus: Jurnal Ilmu Komunikasi 2(2):179–202. doi: 10.15575/cjik.v2i2.4949.
Satria, Faudyan Eka, and Triyan Rahayu Priyastowo. 2022. “Kebudayaan Pasca-Digital Dan Pasifikasi Mal Dalam Fakultas Eksistensialnya.” Jurnal Analisa Sosiologi 11(2):269–87. doi: 10.20961/jas.v11i2.57558.
Sholahudin, Umar. 2020. “Selebrasi Pernikahan Artis Dalam Perspektif Teori Masyarakat Konsumsi Baudrillard.” Journal of Urban Sociology 2(2):57. doi: 10.30742/jus.v2i2.991.
Sudibyo, A. (2022). Dialektika Digital: Kolaborasi dan Kompetisi Antara Media Massa dan Platform Digital. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Sutriono, Sutriono, and Haryatmoko Haryatmoko. 2018. “Selebriti Dan Komodifikasi Kapital Di Media Sosial.” Journal Acta Diurna 14(2):99. doi: 10.20884/1.actadiurna.2018.14.2.1363.
Tryon, Chuck. 2015. “TV Got Better: Netflix’s Original Programming Strategies and Binge Viewing.” Media Industries Journal 2(2):104–16.
Widiastuti, Nela. 2021. “Komodifikasi Keluarga Artis Indonesia Di Media Televisi Swasta.” Jurnal Ars University 2(1):1–12.
Widyawati, Nina. 2019. “Komodifikasi Kehidupan Pribadi Dan Demokrasi Semu Dalam Budaya Digital.” Masyarakat Indonesia 44(1):47–60.
Zappin, Anthony, Haroon Malik, Elhadi M. Shakshuki, and David A. Dampier. 2021. “YouTube Monetization and Censorship by Proxy: A Machine Learning Prospective.” Procedia Computer Science 198(2021):23–32. doi: 10.1016/j.procs.2021.12.207.
Refbacks
- There are currently no refbacks.