PERUBAHAN RELASI GENDER DAN SEKSUALITAS DALAM PROSTITUSI: KAJIAN FEMINISME BARAT DAN FEMINISME PASCAKOLONIAL

Rahesli Humsona, Sri Yuliani

Abstract

The relationship between gender and sexuality in the prostitution industry has changed along with the development of information and communication technology. The purpose of this study was to determine the relation changes in particular between prostitutes, users, pimps and brokers. The perspectives used are western feminism and postcolonial feminism. The study used a qualitative method with a phenomenological approach. Sampling using purposive technique, data collection by observation, in-depth interviews and FGD. For the validity of the data, triangulation of sources and methods is used, while the data analysis uses an interactive model with components of data reduction, data display and conclusion drawing. The results of the study indicate that changes in gender relations and sexuality in the prostitution can be seen from the ability of women to control relations with men in production (earning income) which can be understood by Western feminism theory. Meanwhile, the inability of women can be seen in the consumption relationship (allocating income) which can be understood by Postcolonial feminism theory. Therefore, the theory of Western  feminism and Postcolonial feminism does not need to be contradicted but is used according to the changing aspects of gender relations and sexuality in prostitution.

                                   

Keywords: The Changed Of Relationship, Gender And Sexuality,  Prostitution.

 

Abstrak

Relasi gender dan seksualitas dalam industri prostitusi mengalami perubahan seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan relasi khususnya antara  pelacur, pengguna,  germo dan calo. Perspektif yang digunakan adalah feminisme barat dan feminisme pascakolonial. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposif, pengambilan data dengan observasi, wawancara mendalam dan FGD. Untuk validitas data menggunakan triangulasi sumber dan metode, sedang analisis data menggunakan model interaktif dengan komponen reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan relasi gender dan seksualitas dalam prostitusi nampak dari kemampuan perempuan untuk mengendalikan relasi dengan laki-laki dalam produksi (memperoleh pendapatan) yang dapat dipahami dengan teori feminisme barat. Sedang ketidakmampuan perempuan nampak dalam relasi berkonsumsi (mengalokasikan pendapatan) yang dapat dipahami dengan teori feminisme pascakolonial. Oleh karena itu teori feminisme Barat dan feminisme pascakolonial tidak perlu dipertentangkan melainkan dimanfaatkan sesuai dengan aspek perubahan relasi gender dan seksualitas dalam prostitusi.

 

Kata Kunci: Perubahan Relasi, Gender Dan Seksulitas, Prostitusi.

Full Text:

PDF

References

Bhabha and Homi, K. 1994. “The Location of Culture. Routledge.” New York.

Bhandari, Nagendra Bahadur. 2022. “Homi K. Bhabha's Third Space Theory and Cultural Identity Today: A Critical Review.” Prithvi Academic Journal, Volume 5, May 2022 [pp. 171-181].

Bromberg, S. 1997. “Feminist Issues In Prostitution.” International Conference on Prostitution at Cal State University, Northridge.

Cunningham, Scott dan Kendall, Todd D. 2011. “Prostitution 2.0: The changing face of sex work.” Journal of Urban Economics 69 (2011) 273–287.

Demartoto, A. 2013. “Seks, Gender, Seksualitas Gay dan Lesbian.”

Crowley, E. 1991. “Third World Women and the Inadeouacies of Western Feminis.” Dublin: Trocaire Development Review.

Efendi, Z & Apriliani, D. E. 2021.” Analisis Komunikasi pada Aplikasi MiChat sebagai Sarana Media Prostitusi Online di Pontianak.” Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama Dan Masyarakat, 4(2), 86–107.

Fakih, M. 1998. “Pengembangan Masyarakat dengan Perspektif Gender.” Bina Swadaya (Bulletin) No.12 Tahun VI.

Flora, Henny Saida. 2022. “Modus Operandi Tindak Pidana Prostitusi melalui Media Sosial Online.” Journal Justiciabellen (JJ). Vol. 02 (02), Juli.

Heyl, TH., Endang, S and Gavin WJ. 1979. “Pelacuran di Indonesia. Sejarah dan Perkembangannya.” Jakarta: Sinar Harapan.

Humsona, R. 2010. “Trafiking: Jaringan Prostitusi Anak di Solo.” Yogyakarta: Almatera Publishing.

Humsona, R, Wijaya M., Leibo, J dan Yuliani, S. 2016. “Jaringan Prostitusi Anak di Kota Surakarta: Kajian tentang Pengguna.” Proceeding Seminar Nasional UMS.

Humsona, R, Yuliani, S and Pranawa, S. 2020. “Delocalization of Adolescent Prostitution in Digital Era: Indonesia’s Challenge to Bring SDGs into Reality.” Proceeding Third International Conference on Social Transformation, Community and Sustainable Development. Purwokerto: Unsoed.

Irlanie, CC. 2016. “Feminisme dan Prostitusi. Kolom Feminisme dan Prostitusi.” https://geotimes.co.id/kolom/feminisme-dan-prostitusi/

Irwanto. 2006. “Focused Group Discussion.” Jakarta: Buku Obor.

Kapur, R. 2001. “Post-Colonial Economies of Desire: Legal Representations of the Sexual Subaltern.” Denver Law Review. Rev. 855.

Kartika, Unoviana. 2015. “Prostitusi "High Class, Artis Kelas A Bertarif "Unlimited.".

Mohanty, CT. 2003. “Under Western Eyes, Revised : Feminist Solidarity Through Anticapitalist Struggles.” Chicago Journal. Vol 28 (2).

Mottier, Véronique. 2008. “Sexuality: A Very Short Introduction.” New York: Oxford University Press Inc.

Nanik, S., Kamto, S., Yuliati, Y. 2012. “Fenomena Keberadaan Prostitusi Dalam Pandangan Feminisme.” Wacana – Vol. 15 (4).

Patnani, M. 1999. “Prostitusi: Antara Pilihan dan Keterpaksaan.” KOGNISI. Majalah Ilmiah Psikologi. Vol.3 (2).

Puspita, Y. 2015. “Pemanfaatan New Media dalam Memudahkan Komunikasi dan Transaksi Pelacur Gay.” Jurnal Pekommas, 18(3), 203–212.

Rahayu, M. 2010. “Gender Seksualitas Postkolonial dalam Novel Eka Kurniawan Cantik Itu Luka,” Prosiding Senasbasa.

Royani, A & Ningtias, A. D. 2021. “Uji Konteks terhadap Penerapan Teknik Undercover Buy dalam Prostitusi Online dalam Pemberantasan Tindak Pidana Prostitusi di Indonesia.” Ius Civile: Refleksi Penegakan Hukum Dan Keadilan, 5(1), 132–148.

Schech, S and Jane H. 2000. “Culture and Development A Critical Introduction.” South Australia: Blackwell Publishers.

Schulze, E., Canto, SIN., Mason, P and Skalin, Maria. 2014. “Sexual exploitation and prostitution and its impact on gender equality.” European Parliament. Policy Department C : Citizens’ Rights and Constitutional Affairs.

Silviana, I. 2014. “Kuasa Perempuan Penjaja Seks (Kajian Kritis Etnografi Feminis terhadap Relasi Kuasa Perempuan Penjaja Seks di Madiun).”

Sparks, E. P., Marcum, C. D., Clevenger, S. L., & Sedlacek, J. 2019. “Comparison of Financial Lucrativeness and Safety in the World of Online and Offline Prostitution: An Exploratory Study of Perceptions and Experiences of Law Enforcement.” American Journal of Criminal Justice. Springer.

Suryandaru, Yayan S. 2001. “Hegemoni dan Reproduksi Kekuasaan dalam Perdagangan Perempuan (Trafficking) untuk Prostitusi.” Manusia, Kebudayaan, dan Politik. Th XIV (2) April.

Tamarol, A. A. 2019. “Proses Hukum terhadap Pelaku yang Terlibat Prostitusi Online Menurut Hukum yang Berlaku di Indonesia.” Lex Et Societatis Vol. VII (7), 69–76.

Wahab, Z. A, Kurnaesih, E, & Multazam, A. 2020. “Prostitusi Pada Mahasiswi melalui Layanan Media Online di Kota Makassar Tahun 2020.” Journal of Aafiyah Health Research (JAHR), 1(1), 9–18.

Weeks, J. 1997. “Sexuality.” New York: Routledge.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.