PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI DAN PLURIACTIVITY MASYARAKAT DESA MENTARAMAN
Abstract
Rural areas are characterized by the livelihoods of their residents which are dominated by farmers and farm laborers and extensive agricultural land. This study aims to describe how the factors and processes of socio-economic change and the impact of socio-economic that occur in the Mentaraman Society of Pagelaran Sub-Distric. This study uses a qualitative method with a case study approach. Sources of data used in this study are primary data and secondary data. The results showed that the social stratification of the Mentaraman Village community contained six class categorizations, namely: 4 people as a full-time labourers (19.04%), 4 people as poor farmers (19.04%), 1 person as a lower-middle farmer (4.8%), 1 person as an upper-middle farmer (4.8 %), 8 people as rich farmers (38.1%), 3 people as landlords (14.3%). Work and income earned outside the village partly determine the class position of people in the village. In addition to the social differentiation, there is also a change in the younger generation who chooses to do mobility (population mobility) to obtain job opportunities outside their area and the involvement of the role of home pluriactivity as a family resilience strategy.
Keywords: Social Change, Rural Development, Social Differentiation, Population Mobility, Pluriactivity
Abstrak
Perdesaan dicirikan oleh mata pencaharian penduduknya yang didominasi sebagai petani dan buruh tani serta lahan pertanian yang luas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana faktor dan proses perubahan sosial-ekonomi serta dampak dari perubahan sosial ekonomi yang terjadi pada masyarakat Mentaraman. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelapisan sosial masyarakat Dusun Mentaraman terdapat enam kategorisasi kelas yaitu: 4 orang sebagai buruh penuh waktu (19,04%), 4 orang sebagai petani miskin (19,04%), 1 orang di sebagai petani menengah bawah (4,8%), 1 orang di sebagai petani menengah atas (4,8%), 8 orang sebagai petani kaya (38,1%), 3 orang sebagai tuan tanah (14,3%). Kerja dan penghasilan yang diperoleh di luar desa sebagian ikut menentukan posisi kelas orang di dalam dusun dan/ atau desa. Selain diferensiasi sosial, terjadi pula perubahan pada generasi muda yang memilih untuk yang melakukan mobilitas (population mobility) untuk memperoleh kesempatan kerja di luar daerahnya dan keterlibatan peran pluriactivity rumah sebagai strategi ketahanan keluarga.
Kata Kunci: Perubahan sosial, Pembangunan Pedesaan, Diferensiasi Sosial, Mobilitas Penduduk, Pluriactivity
Full Text:
PDFReferences
Ariwijayanti. 2011. “Pengaruh Penguasaan Lahan Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Kasus: Kampung Cijengkol, Desa Cigudeg, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat).” Institut Pertanian Bogor.
Byres, T. . (1977). Agrarian Transition and the Agrarian Question. The Journal of Peasant, 4(3), 258–274.
Casdimin, Sofyan Sjaf, and Lala M. Kolopaking. 2020. “Strategi Pengembangan Pertanian Hortikultura Buah Nanas Berbasis Pemberdayaan Pemuda Desa.” Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan 8(3):110–30.
Cresswell, J. W. 2014. Penelitian Kualitatif & Desain Riset Memilih Diantara Lima Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dabla-Norris, E., Kochhar, K., Suphaphiphat, N., Ricka, F., & Tsounta, E. (2015). Causes and Consequences of Income Inequality: A Global Perspective. http://dx.doi.org/10.5089/9781513555188.006
Hertel, T. W. 2016. “Food Security Under Climate Change.” Natural Climate Change 6(1):10–13.
Iriani, A. Y. 2008. “Distribusi Pemilikan Tanah Dan Sistem Tenurial Di Desa-Kota (Kasus Desa Cibatak 1, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor).” Institut Pertanian Bogor.
Kano, Hiroyoshi. 1990. Pagelaran: Anatomi Sosial Ekonomi Pelapisan Masyarakat Tani Di Sebuah Desa Jawa Timur. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kautsky, K. 2021. The Agrarian Question. London: Routledge.
Kawengian, T., J. Mandey, and N. Waney. 2019. “Curahan Tenaga Kerja Pada Usahatani Padi Di Desa Lowian Kecamatan Maesaan.” Agri-SosioEkonomi Unsrat 15(3):397–406.
Linggarwati, T., Haryanto, A., Miryanti, R., & Darmawan, A. B. (2021). Implementasi SDGs dI Desa Pandak, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas. Pengembangan Sumber Daya Perdesaan Dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI, 361–368.
Lucas, A. (1992). Land Disputes in Indonesia: Some Current Perspectives. Indonesia, 53, 79–92.
Mahdalia, A. 2012. “Kontribusi Curahan Waktu Kerjaa Perempuan Terhadap Total Curahan Waktu Kerja Pada Usaha Peternakan Sapi Potong Perdesaan.”
Marpaung, Y., Hutagaol, P., Limbong, W., & Kusnadi, N. (2011). Perkembangan Industri Gula Indonesia dan Urgensi Swasembada Gula Nasional. Indonesian Journal of Agricultural Economics, 2(1), 1–14.
Maulana, R. I., S. Gayatri, and Dalmiyatun T. 2019. “Pengaruh Curahan Waktu Kerja Wanita Tani Tembakau Terhadap Penerimaan Keluarga Di Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung.” JSEP 12(2):92–105.
Nordholt, H. 2014. “Masa Depan Cerah, Bahaya Menunggu: Negara-Bangsa Baru Dan Kekerasan Massal Di Asia Tenggara.” Jurnal Sejarah 11:109–19.
Nugraha, Y., & Herawati, R. (2015). Menguak Realitas Pemuda di Sektor Pertanian Perdesaan. Jurnal Analisis Sosial, 19(1), 55–62.
Nugroho, W. B. (2018). Konstruksi Sosial Revolusi Hijau di Era Orde Baru. Jurnal Sosial-Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis, 12(1), 55–62. https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p04
Patnaik, Utsa. 1976. “Class Differentiation within the Peasantry: An Approach to Analysis of Indian Agriculture.” Economic and Political Weekly A82-A85+A87-A101.
Patnaik, U. (1986). The Agrarian Question and Development of Capitalism in India. Economic and Political Weekly, 21(18), 781–793.
Sugiyarto, Jangkung Handoyo Mulyo, and Rosalia Natalia Seleky. 2015. “Kemiskinan Dan Ketimpangan Pendapatan Rumah Tangga Di Kabupaten Bojonegoro.” Agro Ekonomi 26(2).
Suparyono, E. 2008. “Kutipan Buku Letter C Sebagai Alat Bukti Untuk Memperoleh Hak Atas Tanah Di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.” Universitas Diponegoro.
Tang, Q., S. J. Bennet, Y. Xu, and Y. Li. 2013. “Agricultural Practices and Sustainable Livelihoods: Rural Transformation within Loess Plateau, China.” Applied Geography 41:15–23.
Tjondronegoro, S. 1999. Keping-Keping Sosiologi Dari Pedesaan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
United Nations. (2015). Concepts of Inequality. Development Issues No. 1. https://www.un.org/development/desa/dpad/document_gem/wess-report/
Warda, N., Elmira, E., Rizky, M., Nurbani, R. I., & Al Izzati, R. (2019). Dinamika Ketimpangan dan Penghidupan di Perdesaan Indonesia.
White, Benjamin. 2012. “Indonesian Rural Youth Transitions: Employment, Mobility and the Future of Agriculture.” in Land, Livelihodd, the Economy, and Environment in Indonesia: Essay in Honour of Joan Hardjono, edited by C. Manning and T. Wie. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Wirastyani, R., Kanto, S., & Siahaan, H. (2016). Migrasi Internasional dan Pemanfaatan Remitansi Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan (Kasus di Desa Clumprit Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang). Wacana, 19(3), 138–147.
Yusuf, Yusbar, Tri Sukirno Putro, and Wahyu Hamidi. 2016. “Analisis Sosial Ekonomi Pembangunan Pedesaan Di Provinsi Riau.” Sosial Ekonomi Pembangunan VII(19):55–71.
Zhang, Q. F. (2015). Class Differentiation in Rural China: Dynamics of Accumulation, Commodification and State Intervention. Journal of Agrarian Change, 15(3), 338–365.
Refbacks
- There are currently no refbacks.