BUDAYA KONSUMERISME PETANI PERKOTAAN: STUDI GAYA HIDUP PETANI DI KELURAHAN JERUK, LAKARSANTRI, SURABAYA

Oktafia Mustika Rani, Medhy Aginta Hidayat

Abstract

Even though urban farmers in Jeruk Village, Lakarsantri, Surabaya live on the threshold of the poverty line, they show a consumptive lifestyle. This study examines the practices of consumerism culture carried out by urban farmers in Jeruk Village, Lakarsantri, Surabaya. This study uses a qualitative research method with a case study approach. Informants were selected based on a purposive sampling technique. Data were collected using documentation, observation, and in-depth interviews. The data analysis was guided by Jean Baudrillard’s theory of consumer society. The results of this study indicate that the practices of consumerism culture is driven by the level of income, level of education, lifestyle and taste, and the self-concept of meeting the needs of life. This study also found three main indicators that the practices of consumerism culture: a high taste in clothing, a large need for basic necessities shopping, and a high taste of valuable symbol of social status. This study also found that low income did not cause urban farmers to stop fulfilling the secondary and tertiary needs. In fact, urban farmers continue to carry out consumptive behaviors that tend to be disproportionate to their low income levels.

Keywords: Consumerism Culture, Lifestyle, Quasi-Consumerism, Urban Farmers

 

Abstrak

Meskipun hidup di ambang garis kemiskinan, sejumlah petani perkotaan di Kelurahan Jeruk, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya, menunjukkan gaya hidup yang cenderung konsumtif. Penelitian ini bertujuan menjelaskan praktik budaya konsumerisme yang dilakukan oleh para petani perkotaan di Kelurahan Jeruk, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatatif dengan pendekatan studi kasus. Informan dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Sumber data dikumpulkan melalui dokumentasi, observasi, dan wawancara-mendalam. Analisis data dipandu oleh teori yang dipilih, yakni teori masyarakat konsumer Jean Baudrillard. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa praktik budaya konsumerisme petani perkotaan didorong oleh sejumlah faktor, diantaranya adalah tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, gaya hidup dan selera, serta konsep diri terhadap pemenuhan kebutuhan hidup. Penelitian ini juga menemukan tiga indikator utama telah berlangsungnya praktik budaya konsumerisme di kalangan petani perkotaan, yakni selera yang cukup tinggi dalam membeli pakaian, selera yang cukup besar dalam berbelanja barang-barang kebutuhan pokok, serta selera dan kepemilikan yang cukup tinggi atas barang berharga sebagai simbol status sosial. Penelitian ini menggarisbawahi bahwa pendapatan yang rendah tidak menyebabkan petani perkotaan berhenti memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier. Bahkan, petani perkotaan dalam penelitian ini tetap melakukan aktivitas konsumsi dalam jumlah yang cukup besar dan cenderung tidak sebanding dengan tingkat penghasilan mereka yang rendah.

Kata Kunci : Budaya Konsumerisme, Gaya Hidup, Kuasi-Konsumerisme, Petani Perkotaan

Full Text:

PDF

References

Alfitri, A. (2007). Budaya konsumerisme masyarakat perkotaan. Empirika FISIP Unsri, 11(1), 1–10.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Baudrillard, J. (2011). Masyarakat konsumsi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

BPS. (2017). Laporan hasil sensus pertanian 2013 (Pencacahan lengkap).

Bungin, B. (2007). Analisis data penelitian kualitatif. PT Raja Grafindo Persada.

Fatmawati, D. (2020). Pola konsumsi perempuan migran Madura (studi fenomenologi di kelurahan Kemayoran Baru DKA, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya). Jurnal Analisa Sosiologi, 9, 21–56. https://doi.org/10.20961/jas.v9i0.39818

Featherstone, M. (2008). Posmodernisme dan budaya konsumen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Geertz, C. (1983). Involusi pertanian: Proses perubahan ekologi di Indonesia. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

Hidayat, M. A. (2012). Menggugat modernisme: Mengenali rentang pemikiran postmodernisme Jean Baudrillard. Yogyakarta: Jalasutra.

Jati, W. R. (2015). Less cash society: Menakar mode konsumerisme baru kelas menengah Indonesia. Jurnal Sosioteknologi, 14(2), 102–112. http://dx.doi.org/10.5614%2Fsostek.itbj.2015.14.2.1

Made, W. (2006). Metodologi penelitian sosial ekonomi. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Masamah. (2008). Gaya hidup santriwati pondok pesantren Wahid Hasyim di tengah budaya konsumerisme. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Mufidah, N. L. (2012). Pola konsumsi masyarakat perkotaan: Studi deskriptif pemanfaatan foodcourt oleh keluarga. Jurnal Biokultur, 2, 157–178.

Muizzah, L. (2014). Iklan dan televisi (studi perilaku konsumtif mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura). Bangkalan: Universitas Trunojoyo Madura.

Mulyana, D. (2008). Metode penelitian kualitatif: Paradigma baru ilmu komunikasi dan ilmu sosial lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Octaviana, R. (2020). Konsep konsumerisme masyarakat modern dalam kajian Herbert Marcuse. Jurnal Aqidah Dan Filsafat Islam, 5(1), 121–133.

Pawanti, M. H. (2013). Masyarakat konsumeris menurut konsep pemikiran Jean Baudrillard. Universitas Indonesia: Program Studi Sastra Prancis.

Purwandari, H. (2006). Perlawanan tersamar organisasi petani (upaya memahami gerakan sosial petani). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Rahardjo, M. (2017). Studi kasus dalam penelitian kualitatif: Konsep dan prosedurnya. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Ramadhan, I. R. (2019). Gaya hidup masyarakat perkotaan dalam iklan

media cetak (1930-1942). Bihari: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sejarah, 2(2), 48–62.

Ritzer, G. (2004). Teori sosiologi modern. Jakarta: Kencana.

Ritzer, G. (2012). Teori sosiologi: Dari sosiologi klasik sampai perkembangan terakhir postmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sanderson, S. (2003). Makrososiologi sebuah pendekatan terhadap realitas sosial (edisi kedua). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Santoso, E. B., & Widya, R. R. (2014). Gerakan pertanian perkotaan dalam mendukung kemandirian masyarakat di kota Surabaya. Seminar Nasional Cities. Institut Teknologi Sepuluh November.

Scott, J. C., & Basari, H. (1981). Moral ekonomi petani: Pergolakan dan subsistensi di Asia Tenggara. Jakarta: LP3S.

Shinta, F. (2018). Kajian fast fashion dalam percepatan budaya konsumerisme. Jurnal Rupa, 3(1), 62–76. https://doi.org/10.25124/rupa.v3i1.1329

Singarimbun, M. (1989). Metode penelitian survei. Jakarta: LP3S.

Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukirno, S., & Harianto, S. (2017). Pergeseran gaya hidup masyarakat sub urban area di Kota Mojokerto. Paradigma, 5(1), 1–10.

Syarifuddin, M. (2017). Analisis aktivitas buruh tani dalam memenuhi kebutuhan pokok di Kelurahan Bakuan, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda. Universitas Mulawarman.

Umanailo, M. C. B., Nawawi, M., & Pulhehe, S. (2018). Konsumsi menuju konstruksi masyarakat konsumtif. Simulacra, 1(2), 203–212. https://doi.org/10.21107/sml.v1i2.4995

Unaradjan, D. (2000). Pengantar metode penelitian ilmu sosial. Jakarta: PT. Grasindo.

Wahono, F. X. (2002). Hak-hak asasi petani dan proses perumusannya. Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas.

Zakia, N. H. (2014). Gaya hidup konsumtif karyawati tenaga harian lepas (THL) di dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi Kabupaten Bangkalan. Universitas Trunojoyo Madura.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.