MEMORI KAIN TENUN : KONTESTASI IDENTITAS KULTURAL SABU DIASPORA DAN GLOBALISASI DI KOTA KUPANG

Priskila Ferawati Riwu, Izak Y. M. Lattu, Rama Tulus Pilakoanu

Abstract

Textile in the life of the Savu is not only understood as a work of art but as a marker of the Sabu genealogical identity which is divided into two. Hubi ae is for sister's bloodline while hubi is for sister's bloodline. This is where the role of patterns and compositions (motifs) in woven fabrics. Sabu people can find out the origin of the users of woven cloth simply by looking at the motives that exist in the weaving that is used. The purpose of this writing is to explore the understanding of the younger generation of diaspora methamphetamine about their eating of motifs in the woven fabric of Sabu in Kupang City. The author uses qualitative research methods by conducting interviews with young gerenasi, parents, traditional leaders who live in the city of Kupang. Based on the data obtained, the authors found that cultural memory in the narrative of woven cloth as an identity is not interpreted as it should be due to the influence of globalization and the crisis of cultural identity. The author also sees that the government has enacted policies in dealing with an identity crisis, such as the use of woven cloth on certain days and empowering weavers in the regions. The author also proposes several efforts that must be carried out by the government that responds to the needs of the younger generation that are synonymous with technological developments such as making official websites for access to accurate and valid information.

Keywords: Young Generation; Globalization; Cultural Identity; Cultural Memory; Textile.

 

Abstrak

Tekstil dalam kehidupan orang Sabu tidak hanya dipahami sebagai sebuah karya seni melainkan sebagai penanda identitas genealogis orang Sabu yang terbagai dua.  Hubi ae untuk garis keturunan kakak sedangkan hubi iki untuk garis keturunan adik. Disinilah peran dari pola dan komposisi (motif) dalam kain tenunan. Orang Sabu dapat mengetahui asal dari pemakai kain tenun cukup dengan melihat motif yang ada dalam tenun yang digunakan. Penulisan ini bertujuan mengeksplorasi pemahaman generasi muda sabu diaspora mengenai pemakanaan mereka terhadap simbol motif dalam kain tenunan Sabu di Kota Kupang. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara kepada gerenasi muda, orang tua, tokoh adat yang tinggal di kota Kupang. Berdasarkan data yang diperoleh, penulis menemukan bahwa memori budaya dalam narasi kain tenun sebagai identitas tidak dimaknai sebagaimana seharusnya disebabkan karena pengaruh globalisasi dan krisis identitas budaya. Penulis juga melihat bahwa pemerintah telah memberlakukan kebijakan-kebijakan dalam menghadapi krisis identitas, seperti pemakaian kain tenun pada hari-hari tertentu dan memberdayakan para penenun di daerah-daerah. Penulis juga mengusulkan beberapa upaya yang harus dilakukan pemrintah yang menjawab kebutuhan generasi muda yang identik dengan perkembangan teknologi seperti pembuatan website resmi untuk akses informasi yang akurat dan valid.

Kata kunci : Generasi Muda; Globalisasi; Identitas Kultural; Memori Budaya; Tekstil.

Full Text:

PDF

References

Abdullah, Irwan. 2015. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Agustin, Dyah Satya Yoga. Penurunan Rasa Cinta Budaya dan Nasionalisme generasi Muda Akibat Globalisasi. Jurnal Sosiologi Humaniora Vol 4 no2, 2011.

Aritonang, Jan S dan Karel A Steenbrink. 2008. A History of Christianity in Indonesian. Boston: Brill.

Bunga, beatriks N. Anak Usia 6 Tahun Harus Bisa Menenun Kespakatan Adat Suku Sabu dan Simulasi Perkembangan Anak Usia Dini. Parameter Vol 29 no 2, Des 2017.

Creswell, Jhon W. 2014. Reseach Design. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Cooley, Frank L. 1979. Benih Yang Tumbuh XI: Memperkenalkan Gereja Masehi Injili di Timor. Jakarta: Lembaga Peneliti dan Studi Dewan Gereja-gereja di Indonesia.

Durkheim, Emile. 2011. The Elementary Forms The Religious Life: Bentuk-bentuk Agama yang paling Dasar. Yogyakarta: IRCiSoD.

Geneiveve, Duggan. 2010. Bunga Palem dari Sabu. Himpunan Pecinta Kian Adat Indonesia.

Geneiveve, Duggan. The Genealogical Model Of Savu, Eastern Indonesia. Journal of Indonesia adn Humanities vol 2, 2009.

Jenkins, Richard. 2008. Social Identity. London & New York: Rouledge.

Jones, Tod. 2015. Kebudayaan dan Kekuasaan di Indonesia: Kebijakan Budaya Selama Abad ke-20 Hingga Era Reformasi. Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Lauer, Robert H. 1989. Perspektif Tentang Perubahan Sosial. Jakarta: Bina Aksara.

Mulyana, Deddy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Riwu Kaho, Robert. 2005. Orang Sabu dan Budayanya. Yogyakarta: Jogja Global Media.

Rodriguez Jeanette dan Ted Forter. 2017. Cultural Memory. Amerika: Universty of Texas Press Austin.

Gugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitaf, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukarwo, Wirawan. 2017. Krisis Identitas Budaya: Studi Poskolonial Produk Desain Kontemporer. Jurnal Desain vol 4 no 3, Mei 2017.

Suneki, Sri. Dampak Globalisasi Terhadap Eksistensi Budaya Daerah. Jurnal Ilmiah Civis vol II no 1, Jan 2012.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.