FIGURASI DALAM KELOMPOK TRAVELER
Abstract
Modernization makes citizen more distant from nature. Modern life makes people more individualistic, especially the youth. When they have free time or holiday, the youth citizen choose to travel to nature. Although in the daily life they are living individually, but most of them traveling in groups. As Elias stated that human identity as a unique individual only exists in and through networks or figuration. This study aims to analyze figuration in traveler group which travel to nature. This study was conducted in April - May 2017. This study uses qualitative method with a case study strategy. Data were collected through observation, documentation, interviews through social media, and the distribution of open questionnaires to informants. The informants are youth citizen selected through purposive sampling techniques. The data validated by source triangulation and data analyzed by interactive model. The results showed that youth citizen prefer to travel in groups, some of them even follow the traveler community. Traveling in groups has many advantages than solo traveling. The figuration in traveler group only occurs when the traveler goes on a trip. The traveler group is a figuration in which there is an interdependence relationship between one traveler and another traveler.
Keywords:Figuration, Group, Youth, Traveler.
Abstrak
Modernisasi membuat penduduk kota semakin jauh dari alam. Kehidupan modern membuat banyak orang semakin individualis, terutama para pemuda. Ketika luang atau libur, banyak pemuda kota yang memilih berlibur ke alam terbuka. Meski dalam keseharian para pemuda tersebut hidup individualis, namun mayoritas pemuda melakukan traveling secara berkelompok. Seperti yang dinyatakan Elias bahwa identitas manusia sebagai individu yang unik hanya ada di dalam dan melalui jaringan atau figurasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis figurasi dalam kelompok traveler yang melakukan perjalanan ke alam terbuka. Penelitian dilaksanakan pada bulan April - Mei 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan strategi studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi, wawancara melalui media sosial, dan pembagian angket terbuka kepada informan. Informan merupakan para pemuda kota yang dikumpulkan melalui teknik purposive sampling. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan analisis data menggunakan model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemuda lebih senang melakukan traveling secara berkelompok, bahkan ada yang mengikuti komunitas traveler. Traveling berkelompok memiliki banyak keunggulan daripada solo traveling. Figurasi kelompok traveler hanya terjadi ketika para traveler melakukan sebuah perjalanan. Kelompok traveler merupakan suatu figurasi yang di dalamnya terdapat hubungan saling ketergantungan antara traveler yang satu dengan traveler lainnya.
Kata kunci : Figurasi, Kelompok, Pemuda, Traveler
Full Text:
PDFReferences
Al Gore. 1994. Bumi dalam Keseimbangan: Ekologi dan Semangat Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Al Walidah, Iffah. 2017. “Tabayyun di Era Generasi Millennial”. Jurnal Living Hadis 2(1):317-344.
Céspedes, Daniel Villalobos, et. al. 2012. “International Demand for Nature-Based Tourism in Costa Rica: Socio-Demographic and Travel Indicators”. Tourismos: an International Multidisciplinary Journal of Tourism 7(1):269-287.
Creswell, John W. 2014. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset: Memilih di Antara Lima Pendekatan (Edisi Ketiga). Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Dépelteau, François dan Tatiana Savoia Landini (Eds.). 2013. Norbert Elias and Social Theory. New York: Palgrave Macmillan.
Dujmović, Mauro and Aljoša Vitasović. 2015. Postmodern Society and Tourism. Journal of Tourism and Hospitality Management 3(9-10):192-203.
English Oxford Living Dictionaries. 2017. Community. Oxford University Press. Retrieved 29 Mei 2017 (https://en.oxforddictionaries.com/ definition/community).
Hamidati, Anis. 2013. “Mendukung Pariwisata Domestik melalui Komunitas Perjalanan Online”. Jurnal Komunikasi Indonesia II(1): 53-62.
Hughes, Michael dan Carolyn J. Kroehler 2005. Sociology The Core – 7th Edition. New York: McGraw Hill.
Kementerian Pariwisata. 2016. Statistik Profil Wisatawan Nusantara Tahun 2016.
Kim, Hyelin, et. al. 2015. “Nature-Based Tourism: Motivation and Subjective Well-Being”. Journal of Travel & Tourism Marketing 2015:1-21.
Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press.
Nurhasan, Rohimat. 2017. “Kepuasan Kerja dan Loyalitas Generasi-Y”. Jurnal Wacana Ekonomi 17(01):1-11.
Nursyahrurahmah. 2017. “Hubungan Antara Kepribadian Introvert dan Kelekatan Teman Sebaya dengan Kesepian Remaja”. Jurnal Ecopsy 4(2):113-116.
Pendergast, Donna. 2010. “Getting to Know The Y Generation” dalam Pierre Benckendorff, Giana Moscardo, dan Donna Pendergast (Eds.). Tourism and Generation Y. 2010. London: CAB International.
Paris, Cody dan Victor Teye. 2010. “Understanding Backpacker Motivations: A Travel Career Approach”. Journal of Hospitality Marketing & Management 19(3):1-26.
Ross, Glenn F. 1998. Psikologi Pariwisata. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Rusita, et. al. 2016. “Studi Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam Air Terjun Wiyono di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rahman, Provinsi Lampung”. Info Teknik 17(2):165-186.
Sastrosupeno, Suprihadi. 1984. Manusia, Alam dan Lingkungan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Soekanto, Soerjono. 1994. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Urry, John. 1998. The Tourist Gaze: Leisure and Travel in Contemporary Societies. London: Sage Publications.
Van Kreiken, Robert. 1998. Norbert Elias. London: Routledge.
Zeng, Benxiang. 2013. “Social Media in Tourism”. Tourism & Hospitality 2(1):1-2.
Živković, Radmila, Jelena Gajić, dan Ivana Brdar. 2014. “The Impact of Social Media on Tourism” Conference Paper dalam SINTEZA, April 2014, hlm. 758-761.
Refbacks
- There are currently no refbacks.