POSISI TAWAR PETANI DALAM TRANSAKSI EKONOMI PERTANIAN

Nurina Adi Paramitha

Abstract

As an agricultural producer, peasant should have bargaining position as a price maker, but in reality peasant can't be the price maker. This research aims to determine the process of agricultural economic transactions and bargaining position of peasants in Dukuh Dempok Village. The research used descriptive qualitative method. The data collection was conducted using observation, interview, and documentation methods. The results showed that peasant usually sell agricultural commodities to traders. The bargaining position of peasant is low, because peasant have no role in determining commodity prices. The bargaining position of peasant determined based on education level, participation in farmer group, type of commodity, and strategy to sell the commodity. Generally, the bargaining position of landowner is the highest, bargaining position of penyakap is higher than land tenants, and bargaining position of pengedok is the lowest. Despite the low bargaining position, the action taken by peasant is considered rational as it fits his goal of profiting from his farm.

 

Keywords: bargaining position; peasant; rational

Petani sebagai produsen pertanian semestinya membuat petani memiliki posisi tawar sebagai penentu harga, tetapi pada kenyataannya petani tidak dapat menentukan harga produk pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses transaksi ekonomi pertanian dan posisi tawar petani di Desa Dukuh Dempok. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif.Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani umumnya menjual komoditas pertanian kepada pedagang.Posisi tawar petani Desa Dukuh Dempok tergolong rendah, karena petani tidak berperan dalam menentukan harga komoditas.Posisi tawar petani di Desa Dukuh Dempok dapat diketahui berdasarkan tingkat pendidikan, keikutsertaan dalam kelompok tani, jenis komoditas yang ditanam, dan strategi penjualan komoditas.Secara umum, posisi tawar petani pemilik lahan adalah yang paling tinggi, posisi tawar petani penyakap lebih tinggi daripada petani penyewa lahan, dan posisi tawar pengedok adalah yang paling rendah. Meski posisi tawarnya rendah, tindakan apa pun yang dilakukan oleh seorang petani dianggap rasional karena sesuai dengan tujuannya yakni mendapat keuntungan dari usahataninya.

 

Kata kunci: petani; posisi tawar; rasional

Full Text:

PDF

References

Adiyanta, F.C. Susila. 2008. “Teori Pilihan Rasional (Rational Choice Theory): Alternatif Metode Penjelasan dan Pendekatan Penelitian Hukum Empiris”.MMH, Vol. 37 No. 2, Juni 2008, hlm. 81-91.

Allwords.com. 2010. The Definition of Bargaining Power. http://www.allwords.com/query.php?SearchType=0&Keyword=bargaining+power&goquery=Find+it!&Language=ENG&v_PageSize=25 [30 Desember 2010].

Anonim. 2010. Instrumen Pendataan Profil Desa Dukuh Dempok. Jember: Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Jember.

Biroli, Alfan, et al. 2015. “Rasionalitas Wisatawan Wisata Pilgrim (Studi Fenomenologi Terhadap Wisatawan Di Kawasan Wisata Pilgrim Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang)”. Jurnal Analisa Sosiologi, Oktober 2015, 4(2): 98 –114.

Hardiyanto, Wahyudi. 2006. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Posisi Tawar Petani Tebu (Studi Deskriptif Petani Tebu di Desa Semboro Kabupaten Jember)”. Skripsi. Jember: Universitas Jember.

Macmillan Dictionary. 2010. The British English Definition of Bargaining Position. http://www.macmillandictionary.com/dictionary/british/ bargaining-position [30 Desember 2010].

Mubyarto. 1994a. Pengantar Ekonomi Pertanian Edisi Ketiga. Jakarta: LP3ES.

Rahardjo. 1999. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. 2007. Teori Sosiologi Modern, Edisi Ke-6. Jakarta: Kencana.

Sa’id, E. Gumbira danA. Harizt Intan. 2001. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Soetriono, et. al. 2002. Pengantar Ilmu Pertanian: Agraris Agribisnis Industri. Jember: Universitas Jember.

Soetrisno, Loekman. 2002. Paradigma Baru Pembangunan Pertanian – Sebuah Tinjauan Sosiologis. Yogyakarta: Kanisius.

Purwito Zanuar Rahmadi, Bambang Santosa. 2016. Modal Sosial Petani Sawah Berlahan Sempit Dalam Pemenuhan Nafkah Rumah Tangga. Jurnal Analisa Sosiologi. 5(1): 62-73

Refbacks

  • There are currently no refbacks.