GERAKAN SOSIAL BARU PADA MUSIK: STUDI ETNOGRAFI PADA BAND NAVICULA

Gunawan Wibisono, Drajat Tri Kartono

Abstract

Popular music not only being understood as entertainment media. Through audiences, popular music can be used as social movement instrument. This qualitative research using ethnography study as its approach. The subject on this resrach is Navicula band. The result of this stusy show that, the Navicula’s habitus about Tri Hita Karana’s life as a Balinese: the harmony between God, human and nature.Navicula’s cutural capital about knowledge of music as media and strong awareness of environment problems, social capital show their collaboration with several social organization, economic capital comes form album sales, band’s accessories and their concerts. Symbolic capital depicted by the term that Navicula as green grunge gentlemen. Navicula’s New social movement through Navicula’s discography as their messages, Borneo Tour  as new paradigm on collective action, cultural rebellion reflection through Navicula’s merchandise and hearing responses as movement’s impact. The finding on this research is relevant Bourdieu’s theory to depictedabout social praxis systematicly.New media movement theory can be alliance with other theory because its flexible nature to adjust with social dynamic society today.

Keywords: New Social Movement, Music, Ethnography.

 

Abstrak

Musik popular tidak hanya dipahami sebagai media hiburan semata. Melalui khalayak ramai, music popular bias menjadi alat untuk gerakan sosial. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan studi etnografi. Subjek penelitian ini adalah band Navicula. Hasil penelitian menunjukkan bahwa habitus Navicula tentang kehidupan Tri Hita Karana sebagai orang Bali; hubungan harmoni antara Tuhan, manusia dan alam semesta. Modal budaya Navicula tentang pengetahuan tentang music sebagai media dan pengetahuan yang kuat tentang masalah lingkungan, modal sosial menunjukkan kerjasama dengan beberapa organisasi sosial, modal ekonomi berasal dari penjualan album, aksesoris band dan konser mereka. Modal simbolik digambarkan dengan istilah Navicula sebagai green grunge gentlemen. Ranah Navicula menjelaskan di ranah jejaring sosial. Gerakan sosial baru Navicula melalui diskografi Navicula sebagai pesan yang disampaikan, Borneo Tour sebagai paradigma baru aksi kolektif, refleksi pemberontakan kultural melalui merchandise Navicula dan responpen dengar sebagai efek gerakan. Temuan penelitian ini menyiratkan teori Bourdieu yang relevan untuk menggambarkan tentang praktik sosial secara sistematis. Teori Gerakan Sosial Baru bisa dielaborasi dengan teori lain karena fleksibel untuk menyesuaikan diri dengan dinamika sosial masyarakat hari ini.

Kata Kunci: Gerakan Sosial Baru, Musik, Etnografi.

Full Text:

PDF

References

Adorno, W. T. (1995). On Some Relationship Between Music and Painting. JSTOR The Musical Quartely, Volume 79 (1) © 1995 by Oxford University Press.

Astuti, A. P., & Rps, A. N. (2018). Teknologi Komunikasi Dan Perilaku Remaja. Jurnal Analisa Sosiologi, 3(1).

Arrozy, M. 2018. Perubahan Sosial Komunitas Masjid Jogokariyan Yogyakarta Tinjauan Sosiologi-Sejarah. Jurnal Analisa Sosiologi. 5 (1);

Biddle Ian, Knights Vanessa. (2007). Music, National Identity and The Politics of Location, USA :Ashgate Publishing Company.

Danaher, F. W. (2010). Music and Social Movements. Sociology Compass, Volume 4 (9), pps. 811-823, ISSN 1751-9020.2010.00310.x © 2010 by Departement of Sociology and Anthropology, College of Charleston.

DeNora, Tia. (2000). Music In Everyday Life, New York, USA : Cambridge University Press.

__________. (2003). After Adorno Rethinking Music Sociology, USA: Cambridge University Press.

Dethu, Rudolf. (2011). Blantika Linimasa: Kaleidoskop Musik Non-Trad Bali, Bali: Matamerabook.

Djohan. (2003). PsikologiMusik, Yogyakarta :PenerbitBukuBaik.

Goeslaw, Melly. (2012). Balance. Depok : Komunitas Bambu.

Hall, Stuart & Jefferson, Tony (ed). (2003). Resistance Through Rituals: Youth Subcultures in Post-War Britarian, Birmingham: University of Birmingham.

Harker, Richard; Mahar, Cheelan; Wilkes, Chris. (2005). (Habitus x Modal) + Ranah = Praktik. Yogyakarta: Penerbit Jalasutra.

Herdiansyah, Haris. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Salemba Humanika.

http://lib.freescienceengineering.org/view.php?id=358523

http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.17519020.2010.00310.x/abstrct

Jenkins, Richard. (2004). Membaca Pikiran Pierre Bourdieu, Bantul : Kreasi Wacana.

Jube. (2008). Reggae: Musik, Spiritual danPerlawanan. Yogyakarta: O2.

Kartono, D. T, dkk. (2009). Orkestra Jalanan di Kota: Studi Fenomenologi Terhadap Sosiologi Musik Tentang Menjadi Pengamen, Organisasi Sosial dan Eksistensi Dalam Kehidupan Kota.

Khalid, Khalisah. (2012). Maju-Mundur Gerakan Lingkungan Hidup Indonesia: Berkiprah di Tengah Menguatnya Dominasi Modal dan Fragmentasi Gerakan. Jurnal Ilmu Sosial Transformatif Wacana, Edisi 28 Tahun XIV, ISSN 1410-1298 © 2012 by Insist Press.

King, A Stephen. (2002). Reggae,Rastafari and The Rhetoric of Social Control, Jackson: University Press of Missisipi.

KPMI, 2007. Musisiku, Jakarta: Penerbit Republika.

KS, Theodore. (2013). Rock n’ Roll Industri Musik Indonesia Dari Anaog ke Digital, Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Malinowski, Bronislaw. (1929). The Sexual Life of Savages in North Western Melanesia: An Etnographic Account of Courtship, Marriage and Family Life Among The Natives of The Trobriand Islands, British New Guinea, New York: Eugenics Publishing Company.

Martono, Nanang. (2012). Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern dan Poskolonial, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Miles, Matthew B dan A, Michael Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.

Moleong, Lexy J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nakagwa, Shin. 2000. Musik dan Kosmos, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Putra, Darma Nyoman & Pitana, I Gede (ed). 2011. Bali Dalam Proses Pembentukan Karakter Bangsa, Bali : Pustaka Larasan.

Randall, J Annie. 2005. Music, Power and Politics, New York : Routledge.

Roggeband, C., & Bert, K. (ed). (2007). Handbook of Social Movements Across Disciplines. Amsterdam: Springer.

Ron E., and Andrew J. (1998). Music and Social Movements: Mobilizing Tradition in the Twentieth Century. United Kingdom: Cambridge.

Satria, D. H. (2013). Stairway To Heaven: Esai Sosio-Musikologi, Yogyakarta: Lingkar Graphic.

Siagian, Bernard. (2005). 100 Tokoh Yang Mengubah Indonesia: Biografi Singkat 100 Tokoh Paling Berpengaruh Dalam Sejarah Indonesia Abad 20. Yogyakarta: Penerbit Narasi.

Singh, Rajendra. (2010). Gerakan Sosial Baru. Yogyakarta: Resist Book.

Situmorang, W. A. (2007). Gerakan Sosial: Studi Kasus Beberapa Perlawanan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Slamet, Yulius. (2006). Metode Penelitian Sosial. Surakarta: UNS Press.

Spradley, P. J. (2006). MetodeEtnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Strong, Catherine. (2011). Grunge: Music and Memory. Charles Sturt University, Australia: Ashgate.

Subandi, Idris (ed). (1997). Lifestyle Ecstasy: Kebudayaan Pop Dalam Masyarakat Komoditas Indonesia. Yogyakarta: Jalasutra.

Sukaryono, Yoyon. (2009). Grunge Indonesia Still Alive: Catatan Seorang Pecundang. Surabaya: White Crow Foundation.

Sztompka, Piotr. (2008). Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada.

Vickers, Adrian. (2012). Bali Tempo Doeloe. Depok: Komunitas Bambu.

Weintraub, N. A. (2012). Dangdut: Musik, IdentitasdanBudaya Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.