PENGEMBANGAN KEARIFAN LOKAL SENI BUDAYA MELALUI PENDIDIKAN BERBASIS BANJAR DI BALI

I Wayan Sukarma

Abstract

Kearifan lokal seni budaya dan pendidikan berbasis banjar merupakan dua satuan konsep yang mengacu pada komunitas. Pengembangan kearifan lokal tentang seni berbasis budaya melalui pendidikan berbasis komunitas banjar di Bali. Pengembangan semacam ini dimungkinkan karena banjar memiliki peran ganda, yaitu pakraman dan pasraman dalam kerangka tri hita karana. Banjar sebagai pakraman mengatur aktivitas sosial budaya, sedangkan sebagai pasraman mengatur aktivitas pendidikan. Pendidikan seni budaya sebagai upaya pengembangan kearifan lokal berlangsung dalam sekaa-sekaa kesenian berlandaskan prinsip ngayah. Prinsip yang menjadi intisari yadnya ini meletakkan aktivitas seni dan budaya sebagai pengabdian kepada alam, pelayanan kepada sesama, dan persembahan kepada Tuhan.   

Keywords

kearifan lokal; seni budaya; pendidikan berbasis banjar

Full Text:

PDF

References

Astra, I Gde. Semadi, Aron Meko Mbete, Ida Bagus Puja Astawa, I Nyoman Darma Putra, 2003, Guratan Budaya dalam Persepektif Multi Kultural, Denpasar : Kerja sama Program Studi Magister dan Doktor Kajian Budaya, Linguistik, dan Jurusan Antropologi, Fakultas Sastra dan Budaya Ubiversitas Udayana, dan CV Bali Media.

Bandem, I Made & I Wayan Dibya. 1975. Pengembangan Tari Bali. Denpasar: ASTI.

Budiningsih, C Asri. 2005. Pembelajaran Moral, Berpijak Pada Karakteristik Siswa dan Budayanya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Freire, Paulo. 1984. Pendidikan Sebagai Praktik Pembebasan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Geria, I Wayan. 2000. Transformasi Kebudayaan Bali Memasuki Abad XXI, Denpasar: Percetakan Bali.

Gunadha, Ida Bagus. 2008. Desa Pakraman Sebagai Strategi Kebertahanan Adat Budaya dan Agama Hindu Bali. Denpasar: Kerjasama UNHI Denpasar dan Kanwil Departemen Agama Provinsi Bali.

Gunawan, Adi W. 2007. Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hadi. Y. Sumandiyo. 2006. Seni Dalam Ritual Agama. Yogyakarta: Buku Pustaka.

Illich, Ivan. 1998. Matinya Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Koentjaraningrat. 2002. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Maliki, Zainuddin. 2010. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: UGM.

Mantra, Ida Bagus. 1996. Landasan Kebudayaan Bali. Denpasar: Yayasan Dharma Sastra.

Mehta, Rohit. 2007. Panggilan Upanisad: Bertemu Tuhan dalam Diri (Alih Bahasa: Tjok Rai Sudharta). Denpasar: Sarad.

Mulhern, Francis. 2010. Budaya/Metabudaya. Yogyakarta: Jalasutra.

Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. 2005. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media.

Sindhunata. 2000. Menggagas Paradigma Baru Pendidikan: Demokratisasi, Otonomi, Civil Society, Globalisasi. Kanisius: Yogyakarta.

Sukarma, I Wayan, 2004, “Manusa Yadnya: Spirit Membangun Suputra”, Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan, Dharmasmrti, Vol. II, 4 Pebruari 2004, Denpasar: Program Magister (S2) Ilmu Agama dan Kebudayaan, Universitas Hindu Indonesia, halaman 110-122.

________2009. “Pemurnian Tradisi Dalam Komunitas Adat”. Artikel. Sarad, Nomor 109 Mei 2009:hal.19.

Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. S.L. 1985. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sastrapratedja, M. 1982. Manusia Multi Dimensional: Sebuah Renungan Filsafat. Jakarta: Gramedia.

Takwin, Bagus. 2003. Filsafat Timur Sebuah Pengantar ke Pemikiran-Pemikiran Timur. Yogyakarta : Jalasutra.

Triguna, Ida Bagus Gde Yudha. 2011. Strategi Hindu. Jakarta: Pustaka Jurnal Keluarga.

Wiana, I Ketut. 2010. Tri Hita Karana Menurut Konsep Hindu. Surabaya: Paramitha.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.