Potensi Kulit Pisang Raja ( Musa sapientum ) sebagai Bahan Baku Pembuatan Biodegradable Film

Nanda Erika Prastiwi, Elisa Purnomo Putri, Ari Diana Susanti

Abstract


Pengemas makanan umumnya merupakan turunan minyak bumi sehingga menjadi masalah lingkungan karena sulit terurai sehingga perlu dicari bahan pengemas makanan yang mudah terurai (biodegradable film). Biodegradable film dapat dibuat dari bahan yang mengandung pati. Salah satu bahan yang berpotensi sebagai sumber pati adalah limbah kulit pisang. Dari berbagai varietas pisang yang tumbuh di Indonesia, kulit pisang raja (Musa sapientum) menunjukkan kadar pati yang paling tinggi (sekitar 59%). Percobaan awal menunjukkan kulit pisang mengalami browning akibat reaksi oksidasi dan film yang dihasilkan sangat rapuh. Penambahan asam sitrat diharapkan akan mengurangi proses browning terhadap bahan baku kulit pisang. Sedangkan sifat plastis film yang dihasilkan akan diperbaiki dengan penambahan gliserol sebagai plasticizer. Penelitian ini mempelajari pengaruh jumlah gliserol yang ditambahkan (1%, 3%, dan 5% (v/v)) terhadap sifat film yang dihasilkan. Karakterisasi film dilakukan melalui uji kuat tarik, uji elongasi, uji kemampuan biodegradasi, dan uji ketahanan air. Nilai kuat tarik yang diperoleh untuk konsentrasi gliserol 1%, 3%, dan 5% (v/v) yaitu 8,14 MPa, 2,21 MPa, dan 2,07 MPa. Nilai elongasi untuk konsentrasi gliserol 1%, 3%, dan 5% (v/v) yaitu 7,2%, 0,56%, dan 0,73%. Kemampuan biodegradasi pada hari ke-1, 2, dan 3 meningkat dengan bertambahnya konsentrasi gliserol. Ketahanan dalam air untuk setiap penambahan gliserol menurun, untuk konsentrasi gliserol 1%, 3%, dan 5% yaitu 8,56%, 3,11%, dan 1,59%.

Full Text:

PDF
rticle

References


Sukriyadi, L. 2010. “Kajian Sifat Kimia dan Sifat Organoleptik pada Tepung Kulit Pisang dari Beberapa Varietas Pisang”. Skripsi. Ternate: Universitas Khairun Ternate.

Anhwange,B., Ugye, T., dan T. Nyiaatagher. 2009. “Chemical Composition of Musa sapientum (Banana) Peels”. Electronical Journal of Environmental, Agricultural and Food Chemistry. Department of Chemistry, Benue State University, Nigeria.

Krochta, J.M. 1994. “Edible Coatings and Films to Improve Food Quality”. Technomic Publishing Co., Inc. Pennsylvania.

Nahwi, Naufal Fadli. 2016. “Analisis Pengaruh Penambahan Plasticizer Gliserol pada Karakteristik Edible Film dari Pati Kulit Pisang Raja, Tongkol Jagung, dan Bonggol Enceng Gondok”. Skripsi. Malang: Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim.

Swift, G. 2001. “Agro-Industrial and Related Applications of Environmental Degradable Polymers”.

Al Awwaly, Manab Sawitri, Purnomo. 2010. “Antimicrobial activity of whey protein based edible film incorporated with organic acids”. Journal Animal Food, pp. 6 vol 5(1). Technology Brawijaya University. [29] Nolan-ITU. 2002. “Environment Australia: Biodegradable Plastics - Developments and Environmental Impacts”. Nolan - ITU Pty. Ltd, Melbourne.

Harnist, R. dan Y Darni. 2011. “Penentuan Kondisi Optimum Konsentrasi Plasticizer pada Sintesa Plastik Biodegradable Berbahan Dasar Pati Sorgum”. Seminar Sains dan Teknologi-II. Universitas Lampung.

Arisma. 2017. “Pengaruh Penambahan Plasticizer Gliserol terhadap Karakteristik Edible Film dari Pati Talas (Colocasia esculenta L. Schott)”. Skripsi. Makassar: UIN Alauddin Makassar.

Ningsih, Sri Hastuti. 2015. “Pengaruh Plasticizer Gliserol Terhadap Karakteristik Edible Film Campuran Whey Dan Agar”. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin Makassar.

Nurfajrin, Zakiah Darajat dan Gde Sumawisesa Mahendrajaya. 2015. “Karakterisasi dan Sifat Biodegradasi Edible Film dari Pati Kulit Pisang Nangka (Musa Paradisiaca L.) dengan penambahan Kitosan dan Plasticizer Gliserol”. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan. Yogyakarta: UPN “Veteran” Yogyakarta.

Pimpan, Vimolvan, Korawan Ratanarat, dan M. Pongchawanakul. 2001. “Preliminary Study on Preparation of Biodegradable Plastic from Modified Cassava Starch”. Journal Science Vol. 26, No.2. Chulalongkom University.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.