LAHAN TETELAN: KAJIAN INTERAKSI SIMBOLIK KEMITRAAN ANTARA PERHUTANI DENGAN MASYARAKAT (STUDI KASUS DESA TAMBAKASRI, KECAMATAN SUMBERMANJING WETAN, KABUPATEN MALANG)
Abstract
Kajian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui interaksi antara petani dengan Perum Perhutani pada Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). (2) Menjelaskan bagaimana persepsi petani terhadap hak tetelan dan aturan yang melingkupinya. Secara teoritis kajian ini diharapkan dapat melengkapi penelitian terdahulu dan sebagai bahan untuk mengkaji lebih lanjut masalah interaksi antar pelaku ekonomi bagi kajian selanjutnya. Metode penelitian dalam kajian ini adalah kualitatif dengan perspektif interaksi simbolik. Dalam analisis interaksi simbolik, interaksi manusia dalam masyarakat ditandai penggunaan simbol, penafsiran, dan kepastian makna dari tindakan orang lain.
Unit analisis dalam kajian ini adalah interaksi antara individu pada kontrak kemitraan yang dilakukan petani dengan Perum Perhutani serta persepsi yang timbul dari terteliti saat terlibat dalam interaksi tersebut. Oleh karena itu informan yang dituju untuk proses pengambilan data penelitian ini adalah: (1) Petani yang saat ini sedang melakukan kontrak kemitraan dengan Perum Perhutani dan mampu mengungkapkan apa yang dipikirkannya, apa yang akan dan telah dilakukannya sehubungan dengan proses menjalankan kontrak tersebut dengan menggarap lahan kemitraan. (2) Petani yang tidak terlibat dalam kontrak kemitraan dengan Perum Perhutani. (3) Informan pendukung antara lain Ketua Kelompok Tani, Ketua Gabungan Kelompok Tani, Ketua Lembaga Kemitraan Desa Pemangku Hutan, dan Petugas Penyuluh Lapang. Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan beberapa metode yaitu: (1) wawancara tidak terstruktur dan wawancara mendalam; dan (2) observasi partisipasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis interaksi simbolik yang mendasarkan pada tiga premis Blumer, yaitu: (1) Manusia bertindak terhadap sesuatu (orang) berdasarkan bagaimana mereka memberi arti terhadap sesuatu (orang) tersebut; (2) Makna merupakan produk sosial yang muncul dari interaksi sosial; dan (3) Aktor sosial memberikan makna melalui proses interpretasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Adanya kontrak kemitraan antara Perum Perhutani dengan petani memberikan akses kesejahteraan pada hasil hutan di lingkungannya. (2) Berlangsungnya kontrak kemitraan antara Perum Perhutani dengan petani membawa implikasi ekonomi dan kelembagaan. Implikasi ekonomi berupa peningkatan pendapatan petani, keberlangsungan usaha tani, dan adanya pergeseran mata pencaharian dari petani ke pelaku agrobisnis. Sementara implikasi kelembagaan berupa perubahan kelembagaan akibat sistem kontrak yang ada; baik berupa perubahan pengalokasian sumberdaya yang dimiliki hingga terciptanya aturan informal yang disepakati bersama untuk menjaga kepercayaan (trust).
Kata kunci: Kemitraan, Kontrak, Interaksi Simbolik, Interaksi
Keywords
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 DINAMIKA: Jurnal Ekonomi Pembangunan
View My Stats