MODAL SOSIAL DAN PASAR TRADISIONAL (Studi Kasus di Pasar Legi Kotagede Yogyakarta)

Dwisara Ajeng Rahmawati

Abstract


Pasar tidak hanya membutuhkan modal finansial dan modal manusia dalam mempertahankan keberadaannya, tetapi juga modal sosial. Kelangsungan hidup usaha di sebuah pasar tradisional tidak luput dari adanya modal sosial yang tumbuh di dalam pasar tersebut. Pasar Legi Kotagede merupakan salah satu pasar tradisional yang masih bertahan di era yang semuanya serba modern ini. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jenis-jenis modal sosial yang berlaku di Pasar Legi Kotagede dan menjelaskan peran modal sosial terhadap keberlangsungan hidup usaha para pedagang Pasar Legi Kotagede. Penelitian ini dikaji menggunakan teori Modal Sosial dari Robert D. Putnam. Penelitian deksriptif kualitatif ini menggunakan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara interaktif Milles dan Hubberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa unsur-unsur modal sosial seperti kepercayaan (trust), jaringan (networking), dan norma (norms) dimiliki oleh para pedagang di pasar legi Kotagede Yogyakarta. Akan tetapi unsur-unsur modal sosial yang menonjol adalah kepercayaan dan norma, sedangkan untuk jaringan sosial kurang menonjol. Hal tersebut dapat terjadi karena mayoritas pedagang merasa tidak memerlukan jaringan yang luas untuk bisa menjual barang dagangan mereka. Para pedagang hanya membuka kios atau lapak mereka sedangkan para pembeli akan datang ke pasar, mendatangi mereka dan apabila tertarik maka akan terjadi transaksi jual beli. Modal sosial yang ada pada pedagang di Pasar Legi Kotagede Yogyakarta dapat dikatakan memiliki karakteristik atau jenis modal sosial bounding dan bridging. Jenis modal sosial bounding tampak pada adanya semacam ikatan-ikatan di antara para pedagang yaitu adanya rasa kekeluargaan, berada dalam satu tempat yang sama (pasar legi Kotagede) dan komunitas yang sama (sama-sama pedagang). Jenis modal sosial bridging tampak pada upaya yang dilakukan oleh pedagang yang membuat jaringan dengan orang di luar komunitas mereka dalam kaitannya dengan aktivitas perdagangan mereka. Misalnya, pedagang menjalin hubungan dengan distributor atau tempat ‘kulakan’ barang yang dianggap memiliki harga lebih murah.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


p-ISSN  0215-9635