Analisis Usahatani Bawang Merah (Allium cepa) Di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

Naftali Aldriando Kusumawardhana

Abstract

Naftali Aldriando Kusumawardhana H0817072. 2024 “Analisis Usaha Tani Bawang Merah (Allium cepa) di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar” Dibimbing oleh Dr. Ir. Sri Marwanti., M.S dan R Kunto Adi, SP., MP. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi berlangsungnya sebuah negara. Sektor ini terkait langsung dengan produksi bahan pangan sehingga menjadi pilihan utam dalam mewujudkan ketahanan pangan, diamana ketahanan pangan menjadi salah satu faktor pendukung stabilitas ekonomi nasional. Salah satu hasil produksi holtikultura adalah bawang merah (Allium cepa). Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai arti penting bagi masyarakat, baik dilihat dari nilai ekonomisnya yang tinggi maupun dari kandungan gizinya. Salah satu Provinsi yang memiliki potensi besar terhadap tanaman hortikultura adalah Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah memiliki kondisi alam yang memadai serta sesuai untuk tanaman hortikultura sehingga potensi tanaman hortikultura  dapat diusahakan dengan baik. Pada tahun 2022 komoditas yang paling mendominasi produksi tanaman sayur buah semusim di Jawa Tengah adalah bawang merah (5,56 juta kuintal) diikuti dengan cabe rawit (2,75 juta kuintal), kentang (2,45 juta kuintal), kubis (2,08 juta kuintal), dan cabai keriting (1,53 juta kuintal) (BPS Jateng, 2023).

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Arikunto (2013), metode deskriptif adalah metode yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain dengan tidak melakukan apa-apa terhadap objek atau wilayah yang diteliti dimana dengan kata lain peneliti tidak mengubah, menambah atau mengadakan manipulasi terhadap objek atau wilayah penelitian kemudian hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix methods atau metode kobinasi yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Metode penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Surakhmad, 2004). Daerah yang dijadikan tempat penelitian adalah Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten yang berada di dataran tinggi tepatnya di lereng gunung Lawu sehigga memiliki karakteristik tanah yang subur sehingga cocok ditanami tanaman hortikultura seperti bawang merah.

Hasil penelitian ini menunjukkan diperoleh rata-rata produksi bawang merah sebanyak 483.333 kg/ Ha dengan harga jual rata-rata Rp 16.900 sehingga diperoleh penerimaan usahatani bawang merah sebesar Rp 8.233.166 /Ha dengan biaya eksplisit usahatani sebesar Rp 50.929.796 /Ha, dan biaya implisit usahatani Rp 18.364.400/Ha sehingga diperoleh pendapatan usahatani sebesar Rp 67.533.034/Ha dengan demikian diperoleh keuntungan sebesar Rp 49.168.634/Ha.

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.