Tradisi Momulang dalam Perspektif Maqashid Syari’ah dan Prinsip Keadilan Hukum Nasional

Jihan Shafa Salsabila, Zeni Lutfiyah

Abstract

Marriage in Indonesia is influenced by the diverse cultures and customs of each region, one of which is the marriage tradition of the Sasak community in Lombok, known as the Momulang tradition. The Momulang tradition, also known as Merariq tradition, as a cultural identity of the Sasak community faces challenges regarding its compatibility with Islamic law and national law. This research aims to analyze the implementation of the Momulang tradition from the perspective of maqashid sharia and principles of justice in national law to ensure the preservation of the Momulang tradition in accordance with its surrounding legal framework. This study employs a socio-legal reserach with an interdisciplinary approach. Data collection techniques used in this legal writing include interviews, observations, and literature study. This research uses qualitative descriptive analysis techniques, describing the problems based on theory and findings in the field and explaining them through sentences against the data obtained. The results of this study indicate conflicts in the implementation of the Momulang tradition based on the five fundamental aspects of maqashid sharia, and its implementation needs to consider several aspects based on national legal justice principles, particularly the principle of equality.

Keywords

Maqashid Sharia; Momulang; Principle of Justice.

Full Text:

PDF

References

Anggraini, N, Dahlan, &Mabrur. (2018). Nilai-Nilai Pancasila dalam Merariq pada Masyarakat Sasak. Jurnal Pendidikan Sosial Keberagaman. 5(1), 158–170.

Hamdani, F., & Fauzia, A. (2022). Tradisi Merariq dalam Kaca Mata Hukum Adat dan Hukum Islam. Lex Generalis, 3(6), 433–447.

Harahap, Z. A. A. (2014). Konsep maqasid al-syariah sebagai dasar penetapan dan penerapannya dalam hukum Islam menurut ‘Izzuddin bin ‘Abd al-Salam (w. 660 h). TAZKIR: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Keislaman, 9(2), 171-190.

Helim, A. (2019). Maqashid Al-Shari’ah versus Usul Al-Fiqh (Konsep dan Posisinya dalam Metodologi Hukum Islam). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hermanto, A. (2022). Maqashid Al-Syari’ah Metode Ijtihad dan Pembaruan Hukum Keluarga Islam. Malang: Literasi Nusantara Abadi.

Huda, M., N., & Munib, A. (2022). Compilation of the Purpose of Marriage in Positive Law, Customary Law, and Islamic Law Kompilasi Tujuan Perkawinan dalam Hukum Positif, Hukum Adat, dan Hukum Islam. Voice Justisia, 6(2), 36-48.

Ilmalia, R. M. A., Budiartha, I. N. P., & Sudibya, D. G. (2021). Pelaksanaan Tradisi Perkawinan Merariq (Besebo) Suku Sasak di Lombok Timur. Jurnal Interpretasi Hukum, 2(3), 479-483.

Jahwa, E., Siregar, D. P., Harahap, M. R., Mubarak, I., & Akbar, A. (2024). Konsep Perkawinan Dalam Hukum Islam dan Hukum Nasional di Indonesia. Innovative: Journal Of Social Science Research, 4(1), 1692-1705.

Luqman, L. R. K. (2022). Menakar Rekonstruksi Maqashid Syariah:(Telaah Genealogis Pendekatan System Jasser Auda). POLITEA: Jurnal Politik Islam, 5(1), 64-82.

Mawardi, A. I. (2018). Maqasid Shari’ah dalam Pembaharuan Fiqh Pernikahan di Indonesia. Surabaya: Pustaka Radja.

Nasution, E. R., Bima, M. A., & Rahayu, R. (2024). Nuansa Keadilan Dalam Undang-Undang Perkawinan Sebuah Kajian Filosofis Pancasila. Innovative: Journal Of Social Science Research, 4(4), 16585-16601.

Nurhadi, N. (2018). Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Pernikahan (Perkawinan) di Tinjau dari Maqashid Syariah. UIR Law Review, 2(2), 414-414.

Nurliana, N. (2022). Pernikahan dalam Islam Antara Ibadah dan Kesehatan Menuju Keselamatan. Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian Dan Kajian Sosial Keagamaan, 19(1), 39-49.

Pebrianto, Z. (2022). Kawin Culik Adat Sasak Menurut Hukum Islam (Study Kompratif Hukum Islam, Adat Dan Hukum Positif). Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Podungge, M. F., Rosdiana, R., Abdurrahman, F., Rianadiwa, S., Negeri, I., Hidayatullah, S., Madzhab, F., & Islam, K. H. (2024). Telusur Prinsip Perkawinan: Perspektif Fiqih. Usroh. 8(1), 1–10.

Sarifuddin, A. J., & Joesoef, I. E. (2023). Implementasi Keadilan Sosial dalam Mewujudkan Negara Kesejahteraan (Welfare State) Indonesia. In National Conference on Law Studies (NCOLS), 5(1), 21-30.

Suheri, A. (2018). Wujud Keadilan Dalam Masyarakat Di Tinjau Dari Perspektif Hukum Nasional. MORALITY: Jurnal Ilmu Hukum, 4(1), 60-68.

Tahir, M. (2012). Tradisi “Merariq” (Kawin Lari) dalam Masyarakat Sasak (Sebuah Telaah Konsepsi, Responsi dan Implikasi). Harga Diri Ekspresi Budaya Lokal Suku-Bangsa Di Indonesia. Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Teori, P., & Gustav, H. (2013). Negara Hukum Indonesia dalam Perspektif Teori Hukum Gustav Radbruch. IV, 130–152.

Zakaria, L. A. (2018). Tradisi Sorong Serah Aji Krame: Upaya Memperkuat Hubungan Keluarga Suku Sasak. De Jure: Jurnal Hukum dan Syar’iah, 10(2), 81-88.

DOI: https://doi.org/10.20961/jolsic.v13i1.97131

Refbacks

  • There are currently no refbacks.